MATERI TENTANG CERPEN UNTUK KEAS XI

CERPEN

Cerpen adalah karangan bebas yang memiliki unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik sebagai unsur pembangun cerita tersebut.

Unsur intrinsik cerpen :
1. Tema                              5. Sudut pandang
2. Alur                                6. Pesan/amanat
3. Penokohan                      7. Majas
4. Setting/latar                     8. Suasana

Unsur ekstrinsik cerpen berkaitan dengan penulis cerpen, dan hal-hal yang berkaitan dengan sosial, budaya, pekerjaan dll.

Ciri-ciri cerpen :
1. Tidak lebih dari 10.000 kata.
2. Hanya satu alur.
3. Perwatakan pelaku tidak dibahas secara mendalam.
4. Pelaku tidak mengalami perubahan nasib.
5. Hanya menceritakan kejadian luar biasa dalam satu waktu kehidupan pelaku.
6. Adanya konflik diantara tokoh.
7. Cerita singkat habis dibaca sekali duduk.
8. Meninggalkan kesan mendalam bagi pembaca.
9. Maksimal 10 halaman.

MEMBACA CEPAT

Kemampuan dalam membaca cepat :
1. Skimming : tindakan mencari gagasan pokok atau hal-hal penting.
    Skimming dilakukan apabila :
    - Ingin mengenali topik bacaan.
    - Ingin melakukan penyegaran akan apa yang pernah dibaca.
    - Ingin mendapatkan bagian penting dari suatu bacaan tanpa membaca keseluruhan.
    - Ingin mengetahui pendapat seseorang secara umum.
2. Scanning : tindakan memahami informasi dari suatu bacaan.

Hal-hal yang menghambat membaca cepat :
1. Bersuara.
2. Menggerakkan bibir.
3. Menggunakan alat penunjuk.
4. Menggerakkan kepala.
5. Mengulang bacaan atau regresi.

KARYA ILMIAH

Langkah-langkah penulisan karya ilmiah :
1. Persiapan
2. Pengumpulan data
3. Pengolahan data
4. Pelaporan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah :
- bagian awal :
1. Halaman sampul
2. Halaman judul
3. Abstrak
4. Kata pengantar
5. Daftar isi
6. Daftar lampiran
- bagian inti
BAB I Pendahuluan
    A. Latar belakang penelitian
    B. Rumusan masalah
    C. Tujuan penelitian
    D. Hipotesis penelitian
    E. Manfaat
BAB II Kajian Teori
BAB III Metodologi Penelitian
BAB IV Hasil Penelitian
BAB V Penutup
    - Kesimpulan
    - Saran

Cara menyampaikan hasil penelitian :
1. Membacakan secara langsung hasil penelitian.
2. Mempresentasikan dengan menggunakan OHP
3. Memanfaatkan program komputer power point dan macromedia flash.

Hal-hal yang dipersiapkan dalam presentasi:
1. Membacakan salam pembuka.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menyampaikan gambaran umum tentang isi.
4. Menyampaikan materi sesuai makalah yang dibuat.
5. Membuka forum tanya jawab.
6. Menutup presentasi.
7. Menyampaikan terima kasih dan salam penutup.

MENGOMENTARI TANGGAPAN ORANG LAIN 
TERHADAP PRESENTASI HASIL PENELITIAN
Tujuan orang mengkritik :
1. Tulus untuk memperbaiki.
2. Untuk mempermalukan orang yang dikritik.
3. Untuk menjatuhkan orang yang dikritik.
4. Untuk menonjolkan kelebihan pengkritik.

Saat mengikuti diskusi kita harus :
1. Mencatat pokok-pokok pembicaraan.
2. Mencatat hal-hal yang masih ingin kita pertanyakan (hal yang kurang jelas).
3. Mencatat masalah-masalah yang akan kita tanggapi dengan sanggahan.

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menyampaikan sanggahan :
1. Menggunakan alasan atau argumen yang logis untuk memperkuat gagasan.
2. Alasan didukung dengan fakta.
3. Menggunakan kalimat efektif.
4. Memperhatikan santun berbahasa (tidak menyinggung lawan bicara).



EDITORIAL (TAJUK RENCANA)

    Sejenis artikel yang ditulis dalam kolom khusus pada surat kabar atau majalah.
Berisi atau mengandung :
1. Masalah aktual (terkini)
2. Fakta dan opini
    - Fakta adalah hal yang merupakan kenyataan. Fakta diungkapkan dengan kata-kata yang objektif.
    - Opini adalah pendapat atau tanggapan tentang suatu hal, keadaan atau peristiwa. Opini bisa salah dan 
      bisa benar.

MERANGKUM DAN MERINGKAS

- Ringkasan adalah  penyajian singkat dari suatu karangan asli, tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi
   dan sudut pandang pengarang asli.
- Rangkuman adalah penyajian singkat sebuah teks atau buku yang berisi intisari bagian-bagian penting (dipilih
  bagian-bagian tertentu saja) isi sebuah teks atau buku.
Tujuan meringkas : membantu seseorang memahami atau mengetahui isi sebuah buku atau karangan.

Manfaat meringkas buku :
1. Mempermudah penemuan isi buku.
2. Mengurangi beban dalam mengingat isi buku.
3. Melatih keterampilan menemukan saripati bacaan.

Hal yang harus diperhatikan dalam meringkas :
1. Perhatikan judul teks atau buku, sebab judul menggambarkan isi.
2. Bacalah secara seksama sebagian atau seluruh isi teks atau buku sesuai dengan kebutuhan.
3. Tandailah bagian-bagian yang merupakan inti persoalan dari setiap bagian teks atau buku dengan 
    menggunakan tinta penanda.
4. Bacalah setiap paragraf pada bagian yang sudah ditandai dengan cermat dan tentukan ide pokok dari 
    paragraf-paragraf tersebut.
5. Daftarlah ide-ide pokok tersebut menjadi rumusan pokok-pokok pikiran teks atau buku.
6. Tulislah pokok-pokok pikiran teks atau buku dalam kalimat-kalimat pendek menjadi paragraf-paragraf 
    yang baik dan sistematis.

RESENSI

  • 3. MATERI RESENSI Pengertian Resensi Karya Sastra Resensi karya sastra adalah kegiatan mengulas sebuah karya sastra prosa (baik novel, cerpen maupun roman) dengan melakukan kegiatan memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik karya sastra prosa tersebut. MENU UTAMA
  • 4. Judul resensi harus menggambarkan isi resensi. Penulisan judul r esensi harus jelas, singkat, dan tidak menimbulkan kesalahan pen afsiran. Judul resensi juga harus menarik sehingga menimbulkan minat membaca bagi calon pembaca. Sebab awal keinginan memb aca seseorang didahului dengan melihat judul tulisan. Jika juduln ya menarik maka orang akan membaca tulisannya. Sebaliknya, jik a judul tidak menarik maka tidak akan dibaca. Namun perlu diing at bahwa judul yang menarik pun harus sesuai dengan isinya. Arti nya, jangan sampai hanya menulis judulnya saja yang menarik, se dangkan isi tulisannya tidak sesuai, maka tentu saja hal ini akan mengecewakan Struktur dan Isi Resensi Karya Sastra Judul pembaca. MENU UTAMA
  • 5. Secara umum ada dua cara penulisan data buku yang biasa ditemu kan dalam penulisan resensi di media cetak antara lain: a. Judul buku, pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar), penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku. b. Pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan hargabuku. Struktur dan Isi Resensi Karya Sastra Data Buku MENU UTAMA
  • 6. Bagian pendahuluan dapat dimulai dengan memaparkan tentang pengarang buku, seperti namanya, atau prestasinya. Ada juga res ensi novel yang pada bagian pendahuluan ini memperkenalkan s ecara garis besar apa isi buku novel tersebut. Dapat pula diberika n berupa sinopsis novel tersebut. Struktur dan Isi Resensi Karya Sastra Pendahuluan MENU UTAMA
  • 7. Pada bagian tubuh resensi ini penulis resensi (peresensi) boleh m engawali dengan sinopsis novel. Biasanya yang dikemukakan pok ok isi novel secara ringkas. Tujuan penulisan sinopsis pada bagia n ini adalah untuk memberi gambaran secara global tentang apa yang ingin disampaikan dalam tubuh resensi. Jika sinopsisnya tel ah diperkenalkan peresensi selanjutnya mengemukakan kelebiha n dan kekurangan isi novel tersebut ditinjau dari berbagai sudut pandang—tergantung kepada kepekaan peresensi Struktur dan Isi Resensi Karya Sastra Tubuh Resensi MENU UTAMA
  • 8. Bagian akhir resensi biasanya diakhiri dengan sasaran yang dituj u oleh buku itu. Kemudian diberikan penjelasan juga apakah me mang buku itu cocok dibaca oleh sasaran yang ingin dituju oleh p engarang atau tidak. Berikan pula alasan-alasan yang logis. Struktur dan Isi Resensi Karya Sastra Penutup MENU UTAMA
  • 9. Prinsip-prinsip Penulisan Resensi • Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, Resentie, yang berarti kup asan atau pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan atau pembahas an tentang buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan melalui me dia massa seprti surat kabar atau majalah. Pada Kamus Sinonim Baha sa Indonesia disebutkan bahwa resensi adalah pertimbangan, pembic araan, atau ulasan buku. Tujuan resensi adalah memberi informasi ke pada masyarakat akan kehadiran suatu buku, apakah ada hal yang ba ru dan penting atau hanya sekedar mengubah buku yang sudah ada. Kelebihan dan kekurangan buku adalah objek resensi, tetapi pengung kapannya haruslah merupakan penilaian objektif dan bukan menurut s elera pribadi si pembuat resensi. Umumnya, di akhir ringkasan terdapa t nilai-nilai yang dapat diambil hikmahnya. Pembuat resensi disebut re sensator. Sebelum membuat resensi, resensator harus membaca buk u itu terlebih dahulu. Sebaiknya, resensator memiliki pengetahuan yan g memadai, terutama yang berhubungan dengan isi buku yang akan di resensi. MENU UTAMA
  • 10. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis rese nsi • Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun t erbit, dan tebal buku. • Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelu mnya, biografi pengarang, atau hal yang berhubungan den gan tema atau isi. • Ada ulasan singkat terhadap karya sastra tersebut. • Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat tersebut dituj ukan. MENU UTAMA
  • 11. Komponen dalam penulisan resensi novel • Tema Tema apakah yang diungkap dalam novel? Apakah tema y ang diungkapkan itu menarik pembaca secara umum? Ap akah tema sudah sering diungkapkan dalam seri cerita lai n yang dibuatnya? Apakah dapat diterima sebagai kebena ran yang umum? • Alur Cerita Bagaimana peristiwa-peristiwa diatur dalam cerita? Apa ke unikan susunan peristiwa yang digunakan pengarang? Ap akah ada pembaharuan susunan peristiwa dalam cerita itu ? MENU UTAMA
  • 12. • Penokohan Bagaimana pengarang member (menciptakan) wa tak atau karakter pada tokoh-tokohnya? Bagaima na sifat tokoh tersebut? Adakah keunikan dalam menciptakan watak tokoh? • Sudut Pandang Sudut pandang apa yang digunakan oleh pengara ng dalam menyampaikan cerita? Adakah keunika n dalam penggunaan sudut pandang? MENU UTAMA
  • 13. • Latar Cerita Bagaimana latar cerita digunakan? Apakah latar ceritan ya cocok dengan peristiwa? • Nilai-nilai Nilai-nilai apakah yang dapat diambil pembaca dari ceri ta? Adakah nilai-nilai baru yang dikembangkan? • Bahasa dan Gaya Cerita Bagaimana bahasa yang digunakan pengarang? Apak ah cerita disampaikan dengan cara humor, serius, ata u sinisme? • Pengarang • Siapa pengarang cerita itu? Bagaimana latar belakang kehidupannya? MENU UTAMA
  • 14. Prosedur Penulisan Resensi Karya Sastra • Melakukan penjajakan atau pengenalan karya sa stra yang diresensi • Membaca karya sastra yang akan diresensi seca ra menyeluruh • Menandai bagian-bagian yang dianggap penting • Membuat sinopsis atau intisari karya sastra • Menentukan sikap atau penilaian • Mengoreksi dan merevisi hasil resensi MENU UTAMA
  • 15. Penggunaan bahasa dalam resensi karya sastra • Bagaimana bahasa yang digunakan ketika kita hendak m eresensi sebuah karya sastra? Dalam hal ini kita harus m enggunakan bahasa resensi, umumnya singkat, padat da n tegas. Pemilihan karakter bahasa disesuaikan dengan k arakter Koran atau majalah yang akan memuat resensi da n karkter pembaca yang menjadi sasarannya. Pemilihan k arakter bahasa sangat erat hubungannya dengan penyaji an tulisan. MENU UTAMA
  • 16. ATURAN MAIN DALAM BERKELO MPOK Kartu Nilai/Point Card (PC) Tiap kelompok berlomba-lomba untuk mendapatkan PC setelah melaksanakan suatu perintah. Kelompok tercepat pertama segera mendaptkan PC Kelompok tercepat kedua segera mendapatkan PC .... Bagaimana? Paham …??? Mantap ! Kelompok tercepat ketiga segera mendapatkan PC .... ,dst… NU UTAMA
  • 17. BERSIAP-SIAPLAH 1) Bentuklah kelompok diskusi. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang, berdasark an nomor urut! Siap…? Ya, sekarang! Ya, sekarang! 2) Daftarlah nama kelompokmu pada lembaran yang telah disediakan guru! Dengan segera memilih ketua kelompok (leader), pengatur waktu (time keeper), dan tim evaluasi (evaluator) Siap…? Ya, sekarang! 2) Aturlah tempat duduk masing-masing kelompok berdasarkan bagan diskusi yang telah disediakan! Siap…?

BAHASA INDONESIA



BAHASA INDONESIA

JUMAT, 6 DESEMBER 2013
MATERI BAHASA INDONESIA
MENULIS

A. Gagasan Utama
Gagasan utama adalah hal di bahas atau diungkapkan dalam bacaan. Gagasan diungkapkan dengan kata atau frase.letak gagasan utama di awal paragraf (Deduktif), diakhir kalimat (Induktif), atau di awal dan diakhir (Deduktif-Induktif). Dalam paragraf berjenis narasi dari deskripsi utama dapat tersebar di seluruh kalimat.

Contoh 1 :
Pemakiaan bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam.perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah.
Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik. Para pemuka kitapun pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia belum seragam.

Contoh 2 :
Mungkin anda pernah mendengar tentang peristiwa perampokan mobil yang menimpa ronaldo, bintang sepakbola asal brasil, dua tahun silam. Dasar nasibnya sedang apes, saat mengendarai BMW X-5 di Rio Janairo, ia dihadang tiga perampok bersenjata. Mobil kesayangannya pun dibawa kabur perampok. Untunglah pemain asal internasionale Milan, klubnya saat itu cepat bertindak. Dengan menumpang kendaraan yang lewat ia segera menuju kantor polisi. Hanya dalam hitungan jam, mobilnya sudah ditemukan kembali di pinggir kota Rio. Jangan salah! Ronaldo tidak memakai jasa paranormal. Kebetulan mobilnya dilengkapi Automatic Verhicle Location (AVL), sistem pemantau lokasi kendaraan yang terhubung dengan satelit Global Positioning Sistem (GPS). Posisi mobil selalu dapat di ketahui dari peta digital yang terpasang di mobil atau operator pemantaunya. (Intisari, juni 2003).

Gagasan utama paragraf terdapat di akhir (Induksi), yaitu kebetulan mobilnya dilengkapi Automatic Verhicle Location (AVL), sistem pemantau lokasi kendaraan yang terhubung dengan satelit Global Positioning Sistem (GPS). Posisi mobil selalu diketahui dari peta digital yang terpasang di mobil atau operator pemantaunya.



Contoh 3 :
Globalisasi dapat memberikan efek positif terhadap umat manusia tetapi dapat juga memberikan dampak negatif. Secara moral globalisasi dapat merupakan bentuk eksploitasi dari Negara yang kuat terhadap negar-negar yang lemah. Globalisasi juga dapat menciptakan ketidaksimbangan ekonomi dan merupakan suatu pemborosan terhadap Negara dan masyarakat yang di kuasai oleh Negara-negara maju yang menguasai teknologi. Dari segi sosial, globalisasi dapat merupakan suatu bentuk yang dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial karena perbedaan antara yang punya dan tidak punya (he have and the have nots) akan semakin lebar, sehingga dapat menimbulkan ketegangan sosial yang semakin eksklusif. (mencari bentuk otonomi daerah, J.Kaloh 2004).

Gagasan utama paragraf di atas terdapat di awal dan di akhir paragraf (Deduktif-Induktif atau campuran).

A. Tanggapan Isi Bacaan
Setelah membaca sebuah bacaan, kita sering memberi komentar positif atau negatif terhadap isi bacaan tersebut, pemberi komentar itu di sebut dengan tanggapan terhadap isi bacaan. sebuah tanggapan harus logis.

Contoh :
Membaca pemahaman sangat penting dibandingkan dengan kemampuan berbahasa lainnya, misalnya, kemampuan mendengar. Mendengarkan sesuatu sangat terbatas jangkaunnya seperti waktu, tempat, dan sebagainya. Tetapi, dengan membaca pemahaman dapat dilakukan di mana dan kapan pun, serta dapat dilakukan sewaktu-waktu, serta dengan cepat dapat menangkap isi bacaan.
Tanggapan yang sesuai dan logis dengan isi bacaan tersebut adalah :
1. Memang diperlukan kemampuan membaca pemahaman untuk memahami dengan cepat isi bacaan, atau
2. Memang benar membaca pemahaman efektif dilakukan untuk memperoleh informasi dengan cepat.

B. Koherensi atau Kepaduan
Yang dimaksud dengan Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dan kalimata yang lain yang membentuk alinia/paragraf, wajar dan mudah tanpa ada kesulitan yang menghalangi, dan tidak pula terasa pikiran melompat-melompat sehingga membingungkan, dan membicarakan satu topik.





Contoh paragraf Koherensi :
Tiap generasi mempunyai panggilan masing-masing sesuai dengan zamannya. Generasi pencetus dan generasi pelaksana telah menunaikan tugasnya dengan baik. Yang pertama berhasil membangkitkan semangat keinginan bernegara; yang kedua berhasil menciptakan Negara merdeka. Generasi pembina masih dalam ujian. Belum diketahui sampai dimana kemampuannya untuk membina dan mengembangkan warisan situasi yang telah diterima; apakah mereka itu membina dan mengembangkan nilai-nilai nasional sesuai dengan martabat mereka, masih harus dibuktikan (Keraf, 1989: 75)

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia[1] dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.[2] Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu.[3] Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang)[4] dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.[5] Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.[6] Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,[7] sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.[8] Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.[9]